Kegitan ini dilaksanakan sebagai lanjutan dalam tahapan proyek Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan V yang diselenggarakan PPSDM Kementerian Dalam Negeri Regional Makassar oleh Reformer Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura DPKP Kabupaten Lutim, M. Rahmatullah Azis, S.TP, M.Si.
M. Rahmatullah selaku Reformer mengatakan, pada kegiatan ini diperkenalkan serta diimplementasikan metode Smart Farming pada tanaman cabai.
“Metode smart farming merupakan salah satu solusi yang dapat ditawarkan kepada para petani di Luwu Timur. Saat ini dalam mengatasi berbagai permasalahan antara lain kurangnya tenaga kerja, rendahnya minat kaum milenial untuk aktif melakukan budidaya pertanian,” kata Rahmatullah.
“Perubahan iklim telah menyebabkan pola cuaca yang tidak stabil, sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman cabai," tambahnya.
Lebih lanjut, M. Rahmatullah Azis selaku Reformer juga menyampaikan bahwa ke depannya sektor pertanian akan fokus pada pengembangan ekosistem Smart Farming.
“Salah satu yang akan diterapkan adalah penggunaan sensor yang dapat memantau kondisi tanaman terkait suhu, kelembaban, kualitas air, pemupukan serta penyiraman. Melalui perintah suara yang terhubung dengan HP Android, maka tugas dalam penyiraman dan pemupukan dapat dilakukan petani dengan mudah kapanpun dan dimana saja,” bebernya.
Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Lutim, Firman Udding, S.IP, MP yang juga membidangi urusan Pertanian sangat mendukung kegiatan TANI SMART serta pengembangan di Kabupaten Lutim.
“Penggunaan teknologi ini juga membantu mengurangi limbah dan dampak negatif terhadap lingkungan, Smart Farming membuka peluang bagi petani milenial. Pertanian berkelanjutan yang lebih produktif, ramah lingkungan dan penggunaan sumberdaya yang lebih efektif dan efisien, masa depan pertanian ada di genggaman teknologi, dan smart farming adalah salah satu inovasinya yang paling menjanjikan,” ucap Firman.
Sekretaris DPKP Lutim, Saenab, SP, M,Si mengapresiasi inovasi yang dibuat oleh reformer dan berharap terus dilanjutkan dalam rangka peningkatan produksi dan kualitas khususnya komoditi yang berpengaruh terhadap inflasi seperti cabai dan tanaman hortikultura yang sifatnya umur pendek (sayuran dan buah).
“Saya berharap pelatihan ini dapat memacu minat para KWT, kaum milenial dan petani lainnya untuk berbudidaya tani yang lebih pintar dengan pemanfaatan teknologi terkini walaupun dimulai dari teknologi yang lebih sederhana,” harapnya.
“Begitu pula rekan-rekan PPL untuk selalu hadir mendampingi dan memberikan bimbingan kepada petani. Sharing ilmu dan informasi terkini harus selalu dilakukan agar petani lebih semangat dalam menggeluti dan mengusahakan lahan pertaniannya. Karena peranan dan keberadaan petani sangat penting bagi kita semua, dimana mereka adalah pahlawan pangan yang akan menjaga ketersediaan pangan negeri ini,” pungkas Saenab. (ik/ikp-humas/kominfo-sp)
Tags
Berita Daerah