Channel Pers

Ngopi Bareng Mahluk Tak Kasat Mata di Pulau Bulu Poloe



Channelpers.com , Luwu Timur -Tulisan ini saya buat berdasarkan dari kisah nyata teman yang gemar mancing dari kecamatan wotu yang kerap di sapa Dede. Awalnya, saya dibuat penasaran dengan kisah Dede yang pernah ngopi barang dan di bantu memancing di sebuah pulau kecil di Kabupaten Luwu Timur tersebut.

Awalnya Dede bersama dua temannya berangkat memancing dari pelabuhan wotu mengunakan katinting (perahu tradisional yang menggunakan motor luar sebagai penggerak utamanya) yang di sewa bersama.

Setiba di pulau Bulu Poloe yang jadi tujuan lokasi memancingnya, Dede bersama teman-temannya membawah peralatan mencari posisi yang dianggap tepat. 

"Setiba di sana kami masing-masing mencari lokasi mancing yang kami anggap bagus, dimana lokasi yang kami pilih berbeda tempat namun tidak terlalu berjauhan", cerita dede.

Matahari mulai meninggi, di atas kepala namun satupun ikan belum ada di dapat dede, namun terus bersabar melempar mata pancing berharap mendapatkan hasil (ikan besar).

Menjelang tengah hari, Dede tiba-tiba di hampiri oleh sesosok orang tua paruh baya, yang di pikiran dede orang yang bertugas tinggal menjaga pila-pila di pulau tersebut.

"Sudah ada ikan di dapat mas", sapa sosok tersebut.
"belum ada ini pak", jawab Dede.

"Disana banyak ikan mas di dekat balai-balai itu, ayo mancing kesana", ajak sosok tersebut.

Begitu percakapan yang dilakukan antara Dede dan Sosok orang tua paruh baya yang menemuinya.

Mengikuti saran sosok tersebut, Dede lalu mengikuti langkahnya menuju lokasi yang di tunjukan.

Lanjut cerita Dede:
Setiba di balai-balai yang ada di pulau tersebut, sosok orang tua paruh baya tersebut membuka pintu balai-balai dan mengajak dede masuk sejenak untuk ngopi karna sudah siang hari pas untuk waktu meneguk segelas kopi.

"Kita ngopi dulu mas, karna ini sudah siang", ajak sosok tersebut.

Menanggapi ajakan tersebut Dede langsung ikut masuk di balai tersebut. Di dalam Dede di suguhi segelas kopi. Sambil menghirup kopi dede melepas perlengkapan mancingnya dan sebuah topi yang dikenakan.

Dalam balai tersebut Dede dan sosok tersebut bercanda gurau, sambil menghirup kopi dan mengisap rokok keretek. Kata Dede tidak ada kecurigaan sama sekali terhadap teman ngopinya saat itu.

Sehabis ngopi sosok tersebut mengajak Dede untuk melanjutkan mancing di lokasi yang di tunjukannya. Bergegas Dede mengambil peralatan pancingnya, karna sudah sangat penasaran dengan lokasi yang ditunjukan oleh sosok tersebut.

Betul saja, begitu Dede melempar mata pancing, tidak lama langsung di sambar oleh ikan kakap merah, tanpa putus-putusnya, Dede menggulung katrol pancingnya. 

Singkat cerita, matahari sudah mulai menyingsing di upuk barat, gabus tempat ikan Dede pun penuh.

"De... woooo, De.....", teriakan rekan mancingnya yang hendak mengajak pulang membuat dede tersadar bahwa senja akan menyingsing di upuk barat.

Dede pun berpamitan terhadap sosok orang tua paruh baya tersebut.
"Pak saya mau pulang dulu teman-teman sudah memanggil", ucap dede berpamitan dan berterimakasih.

Sosok itupun memberi isarat untuk menyetujui dede untuk pulang.

Bergegas Dede mengangkat ikan hasil pancingannya dengan bersusah payah menemui teman-temannya yang telah menunggu di perahu yang di gunakan untuk pulang.

Setiba di perahu, teman-teman Dede terasa tidak percaya dengan hasil yang di dapatkannya.
"Semua teman saya tidak percaya dengan hasil yang saya dapatkan, karna begitu banyak", kata Dede.

Dedepun menceritakan kepada teman-temannya apa yang di alami dari pagi hingga sore itu. Tidak percaya dengan cerita dede dan inggin membuktikan, teman-teman Dede mengajak melihat lokasi yang di ceritakan dan ingin melihat sosok yang menemaninya, setahu teman-teman Dede pulau tersebut tidak ada penghuni.

Dede mengajak kedua temannya ke balai yang di tempati meminum kopi bersama sosok orang tua paruh baya tersebut.

Setiba di balai-balai Dede kaget melihat balai tersebut yang terkunci dan balai tersebut nampak tidak pernah dihuni terlihat dari rumputan yang tumbuh, debu dan dari lubang kecil nampak sarang laba-lama yang memenuhi dalam balai tersebut.

Teman-temannya pun tidak percaya atas cerita dede, melihat tempat tersebut dan orang yang di maksut tidak ada.

Dalam keraguan dan tak percayaan teman-temannya, Dede teringat saat meminum kopi di dalam balai, topi yang di kenakan tertinggal di dalam balai. 

"Saya baru ingat topi saya ketinggalan di dalam balai tersebut, dan saya minta bantuan teman-teman untuk membuka pintu balai yang di kunci", ujar Dede.

Saat pintu balai terbuka, nampak dalam balai dipenuhi sarang laba-lama dan terlihat Topi dan dua gelas bekas kopi.

Melihat keadaan tersebut teman dede terbelalah lantas percaya dengan adanya topi dan dua gelas bekas kopi.

"Teman langsung percaya, karna kalau secara akal, bila balai tersebut pernah dimasuki tentu pintu tidak terkunci dan sarang laba-laba yang di dalam sudah pasti akan rusak", ujar Dede

Meskipun sosok tersebut tidak mengganggu dan baik, Dengan pengalaman tersebut, Dede tidak berani lagi datang memancing di Pulau Bulu Poloe tersebut hingga kini. (Red).



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama