![]() |
Yulius, yang juga merupakan mantan jurnalis, menyoroti masih adanya beberapa BUMDes yang belum menyelenggarakan RAT. Padahal, menurutnya, forum tersebut sangat krusial untuk mengevaluasi pengelolaan keuangan, terutama terkait penyertaan modal dari dana desa yang dipercayakan kepada BUMDes untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan pendapatan desa.
"BUMDes yang belum melakukan RAT harus segera melaksanakannya. Ini penting agar kita bisa menilai apakah pengelolaan usaha berjalan baik atau ada kendala yang perlu diatasi. Salah satu indikator BUMDes yang sehat adalah disiplin menyelenggarakan RAT tepat waktu serta menunjukkan peningkatan Sisa Hasil Usaha (SHU) setiap tahunnya," ujar Yulius.
Ia juga menekankan peran strategis BUMDes dalam mendukung ekonomi desa, terlebih dengan rencana peningkatan penyertaan modal sebesar 20 persen untuk mendukung ketahanan pangan di desa.
Selain BUMDes, Yulius juga meminta Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan pengelola dana stimulan desa untuk melakukan RAT dalam waktu dekat. Ia menargetkan seluruh laporan keuangan sudah rampung sebelum akhir Februari.
"Saya berharap seluruh pengelola usaha desa, termasuk Gapoktan dan pengelola dana stimulan, bisa segera menyelesaikan RAT agar ada transparansi dan perbaikan dalam tata kelola keuangan desa," pungkasnya.